Selasa, 09 Maret 2010

Maryamah Karpov

Resensi


Maryamah Karpov

Oleh: Abdurrahman Muhammad Hattami

Kelas 6

SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih

A.Identitas Buku

Judul Buku : Maryamah Karpov

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang

Tebal Halaman : 504 halaman + 12 halaman tambahan

Tahun Cetakan : 2008

B.Timbangan Buku

Buku ini mempunyai kelemahan dan kelebihan. Buku ini sangat tebal sehingga agak lama untuk dibaca anak SD. Tapi bahasanya bagus dan kadang-kadang membuat orang tertawa, merenung, dan termotivasi. Cover-nya sesuai dengan isinya. Sehingga orang dapat menggambarkan isinya. Buku ini kurang sesuai dibaca anak SD karena mengandung percintaan.

C.Ringkasan Buku

Bercerita tentang anak pedalaman Pulau Belitung bernama Andrea Hirata yang baru pulang dari Sorbonne, Prancis. Ia bertemu kembali dengan keluarga dan teman-teman tercinta.

Banyak peristiwa dan hambatan yang dilaluinya, mulai dari datangnya dokter gigi cilik ke kampungnya, diolok-olok orang, bertemu Laskar Pelangi dan Sociteit de Limpai, membuat kapal, dan dikejar komplotan bajak laut.

Ia berhasil menemukan cinta pertamanya. Namun, ayahnya tidak merestui jika mereka menikah. Akhirnya, cinta pertamnya berniat kembali menjadi tawanan sang bajak laut.

The Never Land

IDENTITAS BUKU


A. 1.Judul buku : The Never Land
2.Pengarang :Donna Nadira
3.Penerbit :DAR! Mizan
4.Tahun cetak :2009
5.Tebal halaman :208 lembar



B. 1.Ringkasan cerita :buku ini berisi tentang kisah-kisah anak-anak yang fantasi. Ada Anna Van Ebusye’ di atas catwalk, dengan sembari berkata “Excuse me the girl of noble de scent mau lewat”,dengan logat kemayunya.

Ada Putri yang belajar “TABEL MENOR” dengan cara bicaranya yang medok dan selalu menggunakan motto hidupnya dalam pelajaran “TABLE MENNER” yaitu “Pelan tapi pasti”.

Ada Belle yang membuat adonan kue dengan rasa kantuknya itu.Sambil menunggu adonannya tembem seperti kedua pipinya ia buat untuk tidur.Setelah ia bangun dari tidur nyenyaknya itu ia langsung memasukkan kue kedalam oven.

Ada Andy dan biscuit yang tidak pernah akan habis , karena biscuit itu akan tumbuh kembali seperti wujud aslinya setelah Andy makan.Oleh karena itu Andy memotong biskuitnya menjadi dua bagian yaitu untuk cinderbell dan Andy karena Andy tahu bahwa ia tidak mungkin menghabiskan biscuit itu sendiri.

Cerita – cerita yang terdapat di novel ini sangat menarik untuk di baca para remaja.


C. 1.Komentar :Buku ini bagi saya sudah bagus di lihat dari fisiknya design halaman cover sudah bagus ,di lengkapi dengan kertas HVS putih yang membuat leih menarik lagi.

Penokohannya juga sudah bagus karena sesuai dengan umur & dan cerita anak remaja zaman sekarang .

Buku ini cocok di baca dengan remaja umur 12 hingga 16 tahun karena masih di ceritakan kisah-kisah remaja yang masih terlalu kecil untuk dibaca remaja umur 17 hingga 20 tahun.

SESUDAH UPACARA

IDENTITAS BUKU:


JUDUL BUKU : SESUDAH UPACARA

DIBUAT OLEH : IRAWATI

DITERBITKAN OLEH : PT. LILIN MANIRA

DICETAK OLEH : PT EDUMEDEDIA

NOMOR KODE PENERBIT : 038/JTI/00



SESUDAH UPACARA



Panas matahari siang itu serasa memanggang SD yang terletak di kota itu . dua anak laki-laki berdiri berhadapan di dekat pagar sekolah, mereka bernama Darman dan Istiyo. Darman bertubuh tegap , Istiyo bertubuh kecil pendek. Saat itu anak – anak sedang istirahat, tiba tiba Istiyo mengeluh tentang sikap temannya bernama Bramanto yang suka menghinanya dan bertindak semena – mena padanya , Istiyo meminta tolong Darman agar menasehati Bramanto. Dengan ragu – ragu Darman menyanggupi permintaan Istiyo. Sebuah beban berat bagi Darman karena adalah Bramanto adalah anak yang congkak dia merasa lebih kaya karena orang tuanya kaya. Keesokan harinya Darman dan Istiyo berdiri di bawah pohon waru sambil menatap kedua anak gelandangan yang ada di depan gerbang sekolah. Kemudian datang Bono salah satu teman mereka yang menjelaskan tentang kedua anak gelandangan itu mereka bernama Tumijan dan Radi. Pulang sekolah itu adalah saat yang tepat bagi Darman untuk menyamakan maksudnya.Kepada Bramanto karena mereka berjumpa di jalan tetapi maksud baiknya tidak dterima oleh Bramanto,Bramanto malah menjadi gelisah, sampai – sampai Darman ingin belajar bela diri untuk jaga – jaga bila Bramanto dan teman – temannya mengajak berkelahi. Darman menduga kalau Bramanto akan memanggil pamanya yang petinju. Ternyata dugaan Darman meleset , Bramanto melibatkan Gombong dan teman – temannya , Gobong adalah anak yang paling ditakuti oleh anak – anak SD. Pagi itu saat berangkat sekolah Darman dan Istiyo berjupa dengan Tumijan dan Radi yang sedang bertengkar dengan penjual es keliling. Ternyata permasalahannya Tumijan dan Radi mempunyai hutang 1500 dan belum bias membayar tapi penjual es itu tetap menagih , akhirnya mengetahui hal itu Darman kasihan da membayar hutang Tumijan dan Radi . Sejak itu mereka berteman baik. Disekolah Bramanto melancarkan aksinya , dia mulai mengirim surat kepada Darman yang isinya mengajak berkelahi sesudah upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda`, kebetulan saat itu aka nada peringatan Hari Sumpah Pemuda.Tingkah laku Bramanto bukan berhenti malah menjadi- jadi dengan menjaili Istiyo dengan memasukkan kulit pisang yang berlumpur ke tas Istiyo. Ketika mau mengembalikan penghapus Darman yang dipinjam oleh Istiyo, Istiyo membuka tasnya lalu wajahnya terlihat pucat dia baru tahu kalo Bramanto memasukkan kulit pisang yang berlumpur di tas nya . Darman semakin marah karena Bramanto telah menyakiti hati Istiyo. Darman berniat menolong Istiyo dengan menyanggupi tantangan Bramanto untuk diajak berkelahi. Sore itu Gultom datang kerumah Istiyo memberi tahu Istiyo bahwa Bramanto dalam perkelahian esok sesudah upacara mengajak Gombong dan Teman-temannya yang sangat banyak. Gultom menghormati Darman makanya dia memberitahu masalah ini . Seketika Istiyo termenung , dia mersa bersalah pada Darman . Istiyo akhirnya meminta bantuan pada Radi dan Tumijan.Pagi di stadion telah berlangsung Upacara Hari Sumpah Pemuda dengan Khidmad. Tapi perasaan Darman sangat gelisah , lain lagi dengan Istiyo yang tenang. Upacara selesai , seperti sudah ada isyarat Bramanto dan anak Buahnya langsung menuju lokasi disusul Darman dan Istiyo. Betapa terkejutnya Darman melihat Bramanto,Gombong dan Teman – temannya . dugaan Darman benar - benar meleset, Ditengah perdebatan dating Tumijan dan Radi dan beberapa anak – anak gelandangan. Gombong dan teman – temannya takut, karena mereka pernah dikalahkan oleh anak gelandangan itu , akhirnya Gomong dan Teman – temannya menyerah tanpa syarat. Dan mengundurkan niatnya membantu Bramanto. Bramanto akhirnya minta maaf pada Istiyo dan Darman . perkelahian itu akhirnya selesai denga damai . Hari minggu Darman dan Istiyo pergi ke tempat Tumijan dan Radi mengucapkan terimaksih. Disana ada Darman diberitahu sekolah yang berada di garasi yang digunakan anak – anak gelandangan untuk belajar, didirikan oleh Pak Darso.





Nama : Ivan Maulana

Absen : 5

Kelas : 5

Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 NGADILUWIH KEDIRI

Hari-hari di Rainnesthood

Ringkasan Buku

Identitas Buku



Judul Buku : Hari-Hari di Rainnesthood

Pengarang : S. Izzati

Penerbit : DAR! Mizan

Tebal :


Hari – Hari
di Rainnesthood



Berpasang-pasang mata masih melihat melewati jendela. Menunggu kapan halaman sekolah asrama mereka selesai dibersihkan dari lumpur-lumpur bekas badai hujan kemarin.

Nettie memberi tahu teman-temannya agar mereka pergi ke ruang olahraga sebelum halaman sekolah selesai dibersihkan. Nettie adalah seorang pengawas kamar nomor 7 yang ditempati oleh 6 orang anak, termasuk Nettie.

Martha, salah satu teman Nettie bertanya, mengapa mereka tidak diizinkan bermain di halaman asrama. Tapi Nettie menjawab, jika Martha melakukannya, dia akan melaporkan Martha pada saat hari pelaporan berita. Martha tidak ingin dihukum karena kelakuannya itu. Martha langsung menyusul teman-temannya yang sudah keluar kamar.

Nettie mengingatkan Martha agar dia berjalan dengan hati-hati karena koridornya baru selesai dipel, jadi masih licin. Martha berjalan dengan hati-hati bersama teman-temannya menuju ruang olahraga.

Ruang olahraga sejuk dan nyaman. Sudah tampak banyak anak yang bermain di sana. Martha mengajak teman-temannya untuk bermain. Yaitu Viona, Ellen, Caroline, dan Mary. Tapi mereka semua menolak ajakan Martha. Martha mendesah bosan sambil mengikuti keempat temannya duduk.

5 menit kemudian, Nettie datang dari kamar nomor 10. Dia memberi tahu teman-temannya dan mengajak mereka bermain di luar.

Di sepanjang koridor, Martha ribut dengan Nettie, asyik membicarakan tentang liburan musim semi yang lalu.

Begitu mereka keluar dari pintu depan asrama Rainnesthood, mereka merasakan segarnya udara luar setelah badai hujan datang. Mereka bermain bersama sambil merasakan segarnya udara pagi.

Mereka sudah bermain lebih dari 2 jam. Nettie mengajak mereka kembali ke asrama. Namun Martha belum mau pergi dari halaman sekolah. Nettie mengancam Martha bahwa dia akan melaporkan Martha atas kelakuannya pada saat hari pelaporan berita. Sekali lagi Martha harus menuruti pekataan Nettie.

Mereka semua menuju ruang makan bersama-sama. Karena jam 4 sore dijadwalkan sebagai acara minum teh. Begitu mereka memasuki ruang makan yang telah dipenuhi murid-murid, Nettie dan kelima temannya langsung menempati meja nomor 7, sesuai kamar mereka.

Seusai acara minum teh, mereka berenam keluar dari ruang makan. Sebenarnya Martha hendak pergi ke kamar. Namun Nettie memberi tahu Martha agar dia pergi ke ruang music. Martha dan teman-temannya pun pergi ke ruang music.

Setelah acara di ruang music selesai, mereka keluar dari ruang music. Martha pergi menuju kamar. Tapi Caroline mengingatkan teman-temannya karena mereka belum makan malam.

Tapi Nettie mengajak mereka pergi ke kamar untuk merapikan diri. Setelah itu, barulah mereka menuju ruang makan. Menu malam ini adalah cokelat panas dan omelet. Mereka terlihat lahap menyantap hidangan malam itu.

Seusai makan, mereka menuju kamar. Sebelum tidur, mereka bergantian mandi air hangat. Setelah mandi, mereka berbaring di ranjang mereka masing-masing dan mulai terlelap.

Keesokan harinya, Martha bangun pukul 6 tepat. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dia keluar dari kamar mandi, ternyata kelima temannya sudah bangun. Nettie menyuruh Martha untuk segera memakai seragamnya dan merapikan diri.

Setelah semuanya berpakaian rapi, mereka membereskan tempat tidur masing-masing. Setelah semuanya selesai, mereka menuju ruang makan untuk sarapan pagi.



Pada saat pelajaran bahasa Perancis, Martha ingin keluar dari kelas. Namun Monsieur Morand, seorang guru bahasa Perancis, tidak mengizinkannya.

Setelah pelajaran selesai, Martha dan Ellen keluar bersama-sama. Mereka mengobrol di sepanjang koridor sambil berjalan menuju kamar.

Setelah mereka sampai di kamar, mereka langsung membersihkan dan merapikan diri sebelum pergi ke ruang makan untuk acara minum teh. Setelah mereka selesai merapikan diri, mereka berenam menuju ruang makan bersama-sama.

Di ruang makan, tiba-tiba Ellen mengadukan perilaku Martha pada saat pelajaran bahasa Perancis. Martha sangat kesal karena Ellen mengadukannya. Akhirnya Martha dan Ellen bertengkar. Karena marah dan sangat emosi, tiba-tiba Martha mengguyur Ellen dengan teh manis yang masih cukup panas itu.

Ellen menjerit kaget. Tapi Martha tidak memperdulikannya. Dia keluar dari ruang makan dan berjalan menuju kamar. Nettie mengejar Martha. Begitu mudah Nettie memegang bahu Martha. Martha melawan Nettie. Tanpa sengaja Martha menyinggung Nettie. Karena tersinggung, Nettie meninggalkan Martha.

Sementara itu di ruang makan, Viona bersama Mary dan Caroline menunggu Nettie dan Martha dengan cemas. Viona yang tidak sabaran, akhirnya bangkit dari kursinya lalu menghela napas. Viona berjalan menuju pintu ruang makan untuk keluar mencari Nettie dan Martha.

Viona mencari Martha ke kamar. Ternyata Martha memang ada di sana. Dia sedang menangis menyesali perbuatannya. Viona mendekati Martha dan menghiburnya. Setelah tangisan Martha mulai reda, mereka berdua mencari Nettie. Mereka mencari Nettie di ruang tulis. Ternyata Nettie memang ada di sana. Nettie sedang menangis terisak-isak. Viona berusaha menenangkan Nettie yang masih menangis. Sementara itu, Martha menunggu Viona dan Nettie di luar ruangan. Sambil menunggu, Martha berharap semoga Nettie mau memaafkannya.

Sementara di ruang tulis, Viona masih berusaha menghibur dan menenangkan Nettie. Viona berhasil membujuk Nettie agar mau memaafkan Martha. Tidak lama kemudian, pintu ruang tulis pun terbuka. Ternyata, yang keluar adalah Nettie. Saat Nettie keluar, Martha tersenyum takut-takut pada Nettie. Tapi Nettie membalas senyuman Martha. Senyuman itu membuat Martha lega. Nettie pun mulai membuka topik pembicaraan. Martha senang karena Nettie mau memaafkannya.



Hari Kamis yang ditunggu-tunggu Martha tiba. Setelah pelajaran Aritmatika usai, Martha segera mengikuti Nettie ke ruang tulis. Dia hendak mengirim surat kepada orangtua dan kakaknya. Setelah dia memilih kertas yang akan dia gunakan untuk mengirim surat kepada orangtua dan kakaknya, dia mulai menulis surat. Setelah selesai menulis surat, dia mengirimkan suratnya.

Pada hari Kamis, ada pelajaran memasak. Tema masakan hari ini adalah membuat cokelat. Martha membuat cokelat yang dibentuk pada cetakan berbentuk bunga. Dia ingin memberikannya pada Ellen yang sekarang sedang ada di rumah sakit asrama. Dia memberikan cokelat itu sebagai permintaan maafnya. Setelah selesai membuat cokelat, dia mengajak Viona keluar dari kelas memasak dan menuju taman asrma. Di taman, mereka bergurau bersama. Saat hampir pukul empat sore, mereka kembali ke kamar untuk merapikan diri sebelum acara minum teh tiba.

Hari Jum’at yang cerah, cocok untuk menjenguk Ellen di rumah sakit asrama. Martha dan Viona segera menuju pintu keluar asrama. Mereka segera berlari menuju rumah sakit asrama. Setelah sampai di sana, mereka menanyakan di mana kamar Ellen. Mereka bertanya kepada seorang suster. Setelah menemukan kamar Ellen, Martha mengetuk pintu kamar. Setelah diizinkan masuk, Martha dan Viona masuk. Di sana, Ellen sedang duduk di ranjangnya. Martha mengira, kalau Ellen juga akan mengguyur mukanya dengan teh panas. Tapi ternyata tidak! Ellen malah menyapa kedua temannya dengan ramah. Dia mempersilahkan Martha dan Viona untuk duduk. Martha mulai menyatakan maafnya kepada Ellen. Ternyata Ellen sudah memaafkan Martha. Martha memberikan cokelat buatannya itu kepada Ellen. Ellen sangat senang. Martha dan Viona pun juga ikut senang. Mereka mengobrol dengan asyiknya. Obrolan mereka berhenti saat pintu diketuk dari luar. Ellen mempersilahkannya masuk. Ternyata itu adalah Nettie, Caroline, dan Mary. Ellen sangat senang karena dia bisa berkumpul dengan teman-temannya. Kemudian Mrs. White datang mengantarkan kue untuk mereka. Mereka tinggal di sana sampai waktu minum teh usai.

Saat waktu minum teh usai, mereka berlima kembali ke asrama. Sebelum pergi ke ruang music, mereka pergi ke kamar untuk melepas jaket mereka. Setelah itu, mereka pergi ke ruang music. Setelah acara di ruang music selesai, mereka pergi ke kamar untuk merapikan diri. Setelah selesai merapikan diri, mereka pergi ke ruang makan. Di sana, mereka menikmati menu malam itu.

Hari Sabtu, Ellen telah kembali dari rumah sakit asrama. Pagi itu, Martha dan kelima temannya sedang menunggu mobil surat yang datang setiap Sabtu. Saat mobil surat datang, Martha langsung menuju kotak surat miliknya. Padahal dia hanya mengirim 2 surat, tapi dia mendapat 3 surat. Martha mendapat surat dari orangtua, kakak, dan adiknya. Viona mengajak Martha pergi ke taman untuk membaca surat itu bersama-sama.

Setelah mereka selesai membaca surat, mereka pergi berbelanja ke desa karena mendapat uang saku dari orangtua mereka masing-masing. Martha ingin membeli es krim. Mereka berjalan menuju desa bersama-sama.

Saat mereka sampai di toko es krim, mereka bertemu dengan Nettie, Ellen, Caroline, dan Mary. Mereka pun memesan es krim. Martha dan Viona tampak menikmati es krim mereka.

Setelah selesai makan es krim, mereka jalan-jalan di desa. Viona mengajak Martha pergi ke sumber air panas. Banyak sekali orang yang ada di sana. Saat sudah sampai di sana, mereka segera melepas kaus kaki mereka dan mulai berendam di kolam air panas. Setelah sudah puas berendam di kolam air panas, mereka kembali ke asrama. Besok mereka juga ingin mengajak Nettie, Ellen, Caroline, dan Mary untuk pergi ke sana.

Saat sampai di asrama, Martha dan Viona menceritakan apa yang dilakukannya di desa. Setelah selesai bercerita pengalamannya, Martha mengajak keempat temannya besok pergi ke kolam air panas setelah senam pagi.

Keesokan harinya, Martha dan teman-temannya pergi ke kolam air panas itu. Setelah sampai di sana, mereka mengganti baju mereka dengan baju renang mereka di ruang ganti. Mereka menikmati pagi itu.

Hari, minggu, bulan, dan akhirnya tahun telah berlalu. Martha sudah selesai menempuh semester terakhirnya di Rainnesthood. Juga dengan teman-teman sekamarnya. Kini Martha harus kembali ke rumahnya dan belajar agar bisa menuntut ilmu lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan teman-teman sekamarnya.

Martha merasa sedih. Ia tidak ingin meninggalkan sekolah kesayangannya. Ia juga tidak ingin meninggalkan teman-temannya.

Tapi apa boleh buat. Tidak ada pilihan lagi. Martha sudah besar, ia harus mencari ilmu lebih dalam lagi.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, dia pergi ke aula untuk mengucapkan salam perpisahan kepada semuanya yang ada di sana, dan juga pada Rainnesthood. Di sana mereka saling mengucapkan salam perpisahan. Saat itu, Martha dan kelima temannya menangis sedih karena berat rasanya meninggalkan semuannya dan juga Rainnesthood.

Setelah selesai mengucapkan salam perpisahan, Martha masuk ke kamar dan melambaikan tangan kepada semuanya, termasuk kelima temannya.
Identitas Penulis


Nama : NIKITA AIDA ALFISYAHRINA

Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 Ngadiluwih

Alamat : Jl. Nakula no. 2 KRAS-KEDIRI