Selasa, 09 Maret 2010

Hari-hari di Rainnesthood

Ringkasan Buku

Identitas Buku



Judul Buku : Hari-Hari di Rainnesthood

Pengarang : S. Izzati

Penerbit : DAR! Mizan

Tebal :


Hari – Hari
di Rainnesthood



Berpasang-pasang mata masih melihat melewati jendela. Menunggu kapan halaman sekolah asrama mereka selesai dibersihkan dari lumpur-lumpur bekas badai hujan kemarin.

Nettie memberi tahu teman-temannya agar mereka pergi ke ruang olahraga sebelum halaman sekolah selesai dibersihkan. Nettie adalah seorang pengawas kamar nomor 7 yang ditempati oleh 6 orang anak, termasuk Nettie.

Martha, salah satu teman Nettie bertanya, mengapa mereka tidak diizinkan bermain di halaman asrama. Tapi Nettie menjawab, jika Martha melakukannya, dia akan melaporkan Martha pada saat hari pelaporan berita. Martha tidak ingin dihukum karena kelakuannya itu. Martha langsung menyusul teman-temannya yang sudah keluar kamar.

Nettie mengingatkan Martha agar dia berjalan dengan hati-hati karena koridornya baru selesai dipel, jadi masih licin. Martha berjalan dengan hati-hati bersama teman-temannya menuju ruang olahraga.

Ruang olahraga sejuk dan nyaman. Sudah tampak banyak anak yang bermain di sana. Martha mengajak teman-temannya untuk bermain. Yaitu Viona, Ellen, Caroline, dan Mary. Tapi mereka semua menolak ajakan Martha. Martha mendesah bosan sambil mengikuti keempat temannya duduk.

5 menit kemudian, Nettie datang dari kamar nomor 10. Dia memberi tahu teman-temannya dan mengajak mereka bermain di luar.

Di sepanjang koridor, Martha ribut dengan Nettie, asyik membicarakan tentang liburan musim semi yang lalu.

Begitu mereka keluar dari pintu depan asrama Rainnesthood, mereka merasakan segarnya udara luar setelah badai hujan datang. Mereka bermain bersama sambil merasakan segarnya udara pagi.

Mereka sudah bermain lebih dari 2 jam. Nettie mengajak mereka kembali ke asrama. Namun Martha belum mau pergi dari halaman sekolah. Nettie mengancam Martha bahwa dia akan melaporkan Martha atas kelakuannya pada saat hari pelaporan berita. Sekali lagi Martha harus menuruti pekataan Nettie.

Mereka semua menuju ruang makan bersama-sama. Karena jam 4 sore dijadwalkan sebagai acara minum teh. Begitu mereka memasuki ruang makan yang telah dipenuhi murid-murid, Nettie dan kelima temannya langsung menempati meja nomor 7, sesuai kamar mereka.

Seusai acara minum teh, mereka berenam keluar dari ruang makan. Sebenarnya Martha hendak pergi ke kamar. Namun Nettie memberi tahu Martha agar dia pergi ke ruang music. Martha dan teman-temannya pun pergi ke ruang music.

Setelah acara di ruang music selesai, mereka keluar dari ruang music. Martha pergi menuju kamar. Tapi Caroline mengingatkan teman-temannya karena mereka belum makan malam.

Tapi Nettie mengajak mereka pergi ke kamar untuk merapikan diri. Setelah itu, barulah mereka menuju ruang makan. Menu malam ini adalah cokelat panas dan omelet. Mereka terlihat lahap menyantap hidangan malam itu.

Seusai makan, mereka menuju kamar. Sebelum tidur, mereka bergantian mandi air hangat. Setelah mandi, mereka berbaring di ranjang mereka masing-masing dan mulai terlelap.

Keesokan harinya, Martha bangun pukul 6 tepat. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dia keluar dari kamar mandi, ternyata kelima temannya sudah bangun. Nettie menyuruh Martha untuk segera memakai seragamnya dan merapikan diri.

Setelah semuanya berpakaian rapi, mereka membereskan tempat tidur masing-masing. Setelah semuanya selesai, mereka menuju ruang makan untuk sarapan pagi.



Pada saat pelajaran bahasa Perancis, Martha ingin keluar dari kelas. Namun Monsieur Morand, seorang guru bahasa Perancis, tidak mengizinkannya.

Setelah pelajaran selesai, Martha dan Ellen keluar bersama-sama. Mereka mengobrol di sepanjang koridor sambil berjalan menuju kamar.

Setelah mereka sampai di kamar, mereka langsung membersihkan dan merapikan diri sebelum pergi ke ruang makan untuk acara minum teh. Setelah mereka selesai merapikan diri, mereka berenam menuju ruang makan bersama-sama.

Di ruang makan, tiba-tiba Ellen mengadukan perilaku Martha pada saat pelajaran bahasa Perancis. Martha sangat kesal karena Ellen mengadukannya. Akhirnya Martha dan Ellen bertengkar. Karena marah dan sangat emosi, tiba-tiba Martha mengguyur Ellen dengan teh manis yang masih cukup panas itu.

Ellen menjerit kaget. Tapi Martha tidak memperdulikannya. Dia keluar dari ruang makan dan berjalan menuju kamar. Nettie mengejar Martha. Begitu mudah Nettie memegang bahu Martha. Martha melawan Nettie. Tanpa sengaja Martha menyinggung Nettie. Karena tersinggung, Nettie meninggalkan Martha.

Sementara itu di ruang makan, Viona bersama Mary dan Caroline menunggu Nettie dan Martha dengan cemas. Viona yang tidak sabaran, akhirnya bangkit dari kursinya lalu menghela napas. Viona berjalan menuju pintu ruang makan untuk keluar mencari Nettie dan Martha.

Viona mencari Martha ke kamar. Ternyata Martha memang ada di sana. Dia sedang menangis menyesali perbuatannya. Viona mendekati Martha dan menghiburnya. Setelah tangisan Martha mulai reda, mereka berdua mencari Nettie. Mereka mencari Nettie di ruang tulis. Ternyata Nettie memang ada di sana. Nettie sedang menangis terisak-isak. Viona berusaha menenangkan Nettie yang masih menangis. Sementara itu, Martha menunggu Viona dan Nettie di luar ruangan. Sambil menunggu, Martha berharap semoga Nettie mau memaafkannya.

Sementara di ruang tulis, Viona masih berusaha menghibur dan menenangkan Nettie. Viona berhasil membujuk Nettie agar mau memaafkan Martha. Tidak lama kemudian, pintu ruang tulis pun terbuka. Ternyata, yang keluar adalah Nettie. Saat Nettie keluar, Martha tersenyum takut-takut pada Nettie. Tapi Nettie membalas senyuman Martha. Senyuman itu membuat Martha lega. Nettie pun mulai membuka topik pembicaraan. Martha senang karena Nettie mau memaafkannya.



Hari Kamis yang ditunggu-tunggu Martha tiba. Setelah pelajaran Aritmatika usai, Martha segera mengikuti Nettie ke ruang tulis. Dia hendak mengirim surat kepada orangtua dan kakaknya. Setelah dia memilih kertas yang akan dia gunakan untuk mengirim surat kepada orangtua dan kakaknya, dia mulai menulis surat. Setelah selesai menulis surat, dia mengirimkan suratnya.

Pada hari Kamis, ada pelajaran memasak. Tema masakan hari ini adalah membuat cokelat. Martha membuat cokelat yang dibentuk pada cetakan berbentuk bunga. Dia ingin memberikannya pada Ellen yang sekarang sedang ada di rumah sakit asrama. Dia memberikan cokelat itu sebagai permintaan maafnya. Setelah selesai membuat cokelat, dia mengajak Viona keluar dari kelas memasak dan menuju taman asrma. Di taman, mereka bergurau bersama. Saat hampir pukul empat sore, mereka kembali ke kamar untuk merapikan diri sebelum acara minum teh tiba.

Hari Jum’at yang cerah, cocok untuk menjenguk Ellen di rumah sakit asrama. Martha dan Viona segera menuju pintu keluar asrama. Mereka segera berlari menuju rumah sakit asrama. Setelah sampai di sana, mereka menanyakan di mana kamar Ellen. Mereka bertanya kepada seorang suster. Setelah menemukan kamar Ellen, Martha mengetuk pintu kamar. Setelah diizinkan masuk, Martha dan Viona masuk. Di sana, Ellen sedang duduk di ranjangnya. Martha mengira, kalau Ellen juga akan mengguyur mukanya dengan teh panas. Tapi ternyata tidak! Ellen malah menyapa kedua temannya dengan ramah. Dia mempersilahkan Martha dan Viona untuk duduk. Martha mulai menyatakan maafnya kepada Ellen. Ternyata Ellen sudah memaafkan Martha. Martha memberikan cokelat buatannya itu kepada Ellen. Ellen sangat senang. Martha dan Viona pun juga ikut senang. Mereka mengobrol dengan asyiknya. Obrolan mereka berhenti saat pintu diketuk dari luar. Ellen mempersilahkannya masuk. Ternyata itu adalah Nettie, Caroline, dan Mary. Ellen sangat senang karena dia bisa berkumpul dengan teman-temannya. Kemudian Mrs. White datang mengantarkan kue untuk mereka. Mereka tinggal di sana sampai waktu minum teh usai.

Saat waktu minum teh usai, mereka berlima kembali ke asrama. Sebelum pergi ke ruang music, mereka pergi ke kamar untuk melepas jaket mereka. Setelah itu, mereka pergi ke ruang music. Setelah acara di ruang music selesai, mereka pergi ke kamar untuk merapikan diri. Setelah selesai merapikan diri, mereka pergi ke ruang makan. Di sana, mereka menikmati menu malam itu.

Hari Sabtu, Ellen telah kembali dari rumah sakit asrama. Pagi itu, Martha dan kelima temannya sedang menunggu mobil surat yang datang setiap Sabtu. Saat mobil surat datang, Martha langsung menuju kotak surat miliknya. Padahal dia hanya mengirim 2 surat, tapi dia mendapat 3 surat. Martha mendapat surat dari orangtua, kakak, dan adiknya. Viona mengajak Martha pergi ke taman untuk membaca surat itu bersama-sama.

Setelah mereka selesai membaca surat, mereka pergi berbelanja ke desa karena mendapat uang saku dari orangtua mereka masing-masing. Martha ingin membeli es krim. Mereka berjalan menuju desa bersama-sama.

Saat mereka sampai di toko es krim, mereka bertemu dengan Nettie, Ellen, Caroline, dan Mary. Mereka pun memesan es krim. Martha dan Viona tampak menikmati es krim mereka.

Setelah selesai makan es krim, mereka jalan-jalan di desa. Viona mengajak Martha pergi ke sumber air panas. Banyak sekali orang yang ada di sana. Saat sudah sampai di sana, mereka segera melepas kaus kaki mereka dan mulai berendam di kolam air panas. Setelah sudah puas berendam di kolam air panas, mereka kembali ke asrama. Besok mereka juga ingin mengajak Nettie, Ellen, Caroline, dan Mary untuk pergi ke sana.

Saat sampai di asrama, Martha dan Viona menceritakan apa yang dilakukannya di desa. Setelah selesai bercerita pengalamannya, Martha mengajak keempat temannya besok pergi ke kolam air panas setelah senam pagi.

Keesokan harinya, Martha dan teman-temannya pergi ke kolam air panas itu. Setelah sampai di sana, mereka mengganti baju mereka dengan baju renang mereka di ruang ganti. Mereka menikmati pagi itu.

Hari, minggu, bulan, dan akhirnya tahun telah berlalu. Martha sudah selesai menempuh semester terakhirnya di Rainnesthood. Juga dengan teman-teman sekamarnya. Kini Martha harus kembali ke rumahnya dan belajar agar bisa menuntut ilmu lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan teman-teman sekamarnya.

Martha merasa sedih. Ia tidak ingin meninggalkan sekolah kesayangannya. Ia juga tidak ingin meninggalkan teman-temannya.

Tapi apa boleh buat. Tidak ada pilihan lagi. Martha sudah besar, ia harus mencari ilmu lebih dalam lagi.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, dia pergi ke aula untuk mengucapkan salam perpisahan kepada semuanya yang ada di sana, dan juga pada Rainnesthood. Di sana mereka saling mengucapkan salam perpisahan. Saat itu, Martha dan kelima temannya menangis sedih karena berat rasanya meninggalkan semuannya dan juga Rainnesthood.

Setelah selesai mengucapkan salam perpisahan, Martha masuk ke kamar dan melambaikan tangan kepada semuanya, termasuk kelima temannya.
Identitas Penulis


Nama : NIKITA AIDA ALFISYAHRINA

Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1 Ngadiluwih

Alamat : Jl. Nakula no. 2 KRAS-KEDIRI

1 komentar:

  1. ringkasan sudah bagus tapi perlu lebih menekankan pada ragam bahasa

    BalasHapus